Advertisement

Surat Gibran kepada May Ziadah Tahun 1926

May sayang, Kau berkata bahwa aku adalah pelukis dan penyair. Aku bukan pelukis, May, juga bukan penyair. 

Aku menghabiskan hari-hariku untuk melukis dan menulis, namun aku tidak menyatu dengan hari-hariku. Aku adalah awan, May, awan yang membaur dengan benda-benda, namun tak pernah menyatu dengannya. 

Akulah sang awan, dan dalam awan itu terdapat kesunyianku, kesendirianku, lapar dan hausku. Tetapi yang menjadi duka hatiku ialah bahwa awan itu, yang menjadi kenyataan diriku, merindukan seseorang yang berkata "Di dunia ini engkau tidak sendiri, tetapi kita berdua bersama, dan aku tahu siapa dirimu."


Katakanlah, May, adakah di sana seseorang lain yang mampu dan rela mengatakan padaku, "Akulah sang awan yang lain. Wahai, awan, marilah kita menebarkan diri di atas bukit-bukit dan di lembah-lembah; marilah kita berjalan-jalan di atas pepohonan dan di sela-selanya, marilah menutup batu-batu karang yang tinggi, marilah menembus hati umat manusia, marilah mengembara ke tempat-tempat jauh yang tak dikenal dan berpagar benteng."

Katakanlah padaku, May, adakah seseorang yang mampu dan rela mengucapkan setidak-tidaknya salah satu dari kata-kata ini?

Posting Komentar

0 Komentar