Advertisement

PERKAWINAN - KAHLIL GIBRAN

Sekarang, Cinta mulai menciptakan puisi dalam prosa kehidupan,
untuk mencipta fikiran-fikiran masa lalu menjadi nyanyian pujian agar bersenandung
siang hari dan menyanyi pada malam hari.

Sekarang, hasrat menyingkapkan tabir keraguan dari kebingungan pada
tahun-tahun yang telah berlalu. Dari rangkaian kesenangan, ia merajut kebahagiaan yang hanya bisa dilampaui dengan kebahagiaan jiwa ketika ia memeluk tuannya. Itulah dua pribadi kukuh yang berdiri berdampingan untuk mempertentangkan cinta mereka dengan kedengkian dari takdir yang lemah.

Itulah perpaduan anggur kuning dengan anggur warna lembayung untuk menghasilkan paduan keemasan, warna cakrawala saat fajar merekah.

Itulah pertentangan dua roh untuk pertentangan dan kesatuan dua jiwa dengan kesatuan.

Ia adalah curahan hujan jernih dari langit murni ke dalamkesucian alam, membangkitkan kekuatan-kekuatan ladang yang penuh berkat.

Apabila pandangan pertama dari wajah sang kekasih adalah seperti benih yang ditaburkan oleh cinta di ladang hati manusia dan ciuman pertama dari dua bibir adalah seperti bunga pertama cabang kehidupan, maka perkawinan adalah buah pertama dari bunga pertama benih itu.

Baca Juga : Memahami Cinta
Baca Juga : Puisi Cinta Kahlil Gibran

Khalil Gibran

Posting Komentar

0 Komentar